Artistik Game dengan Blender

Artistik game adalah istilah yang merujuk pada aspek seni dan estetika yang terdapat dalam permainan video atau game. Istilah ini mencakup elemen-elemen kreatif dan desain visual yang mempengaruhi suasana, cerita, dan perasaan yang dihasilkan oleh game. Unsur-unsur artistik dalam game ini sangat penting karena dapat menciptakan pengalaman yang mendalam, menarik, dan menggugah perasaan pemain.

Beberapa elemen artistik yang sering ditemukan dalam game meliputi:

  1. Desain Visual: Melibatkan estetika, tata letak, dan gaya visual dari game. Ini termasuk karakter, latar belakang, bangunan, alam, dan objek lainnya yang membentuk dunia dalam game.
  2. Seni Karakter: Merupakan desain karakter dalam game, seperti protagonis, antagonis, dan karakter pendukung lainnya. Desain karakter yang kuat dapat memberikan kedalaman pada cerita dan membantu pemain terhubung emosional dengan karakter tersebut.
  3. Musik dan Audio: Termasuk musik latar, efek suara, dan dialog yang mendukung suasana dan pengalaman dalam game. Musik yang tepat dapat meningkatkan ketegangan, emosi, atau perasaan tertentu dalam situasi tertentu.
  4. Narasi dan Cerita: Merupakan elemen artistik yang terkait dengan bagaimana cerita disampaikan dalam game. Penggunaan narasi yang baik dapat menjalin pemain dengan karakter dan dunia yang ada, menciptakan pengalaman yang mendalam dan berkesan.
  5. Warna dan Pencahayaan: Penggunaan warna dan pencahayaan yang tepat dapat menciptakan atmosfer tertentu dan memberikan tampilan visual yang menarik serta mempengaruhi perasaan dan suasana dalam game.
  6. Desain Level: Meliputi tata letak ruang dalam game dan bagaimana pemain berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Desain level yang kreatif dapat memberikan tantangan dan kepuasan bagi pemain.
  7. Gaya Artistik: Setiap game biasanya memiliki gaya artistik yang unik, mulai dari realistis, kartun, piksel, hingga abstrak. Gaya ini mencerminkan identitas visual game dan dapat memberikan kesan yang berbeda-beda kepada pemain.

Artistik game dapat berperan penting dalam membentuk identitas suatu game, menciptakan daya tarik yang kuat bagi pemain, serta memberikan pengalaman bermain yang mendalam dan berkesan. Saat mengembangkan game, pengembang sering berfokus pada penggabungan antara mekanika permainan yang kuat dengan elemen artistik yang mendukung untuk menghasilkan produk akhir yang mengesankan dan memikat audiens.

Dalam dunia artistik game, ada beberapa bidang yang perlu dipelajari agar seseorang dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menciptakan elemen-elemen artistik yang mengesankan dalam game. Beberapa bidang yang penting untuk dipelajari dalam artistik game meliputi:

  1. Desain Grafis dan Ilustrasi: Belajar tentang desain grafis dan ilustrasi akan membantu Anda mengembangkan keterampilan dalam menggambar karakter, objek, dan latar belakang game. Ini mencakup penggunaan perangkat lunak desain seperti Adobe Photoshop atau Illustrator.
  2. Seni Karakter (Character Art): Ini adalah bidang yang fokus pada pembuatan karakter game yang menarik, mulai dari konsep hingga desain akhir. Anda akan belajar tentang anatomi, ekspresi, dan gaya seni yang berbeda untuk menghadirkan karakter yang unik dan menarik.
  3. Desain Level (Level Design): Belajar desain level akan mengajarkan Anda cara merancang dan membuat lingkungan permainan yang menarik dan menantang. Anda akan mempelajari tentang alur permainan, tata letak ruang, dan cara membuat level yang memikat pemain.
  4. Animasi: Animasi memungkinkan karakter dan objek dalam game untuk bergerak dan berinteraksi dengan lingkungan. Anda akan mempelajari teknik animasi, prinsip dasar, dan penggunaan perangkat lunak animasi seperti Autodesk Maya atau Blender.
  5. Desain Suara (Sound Design): Belajar tentang desain suara akan membantu Anda memahami bagaimana musik dan efek suara dapat meningkatkan pengalaman bermain. Anda akan belajar tentang penggunaan perangkat lunak untuk menghasilkan dan mengedit suara dalam game.
  6. Pengembangan Game: Meskipun Anda lebih fokus pada aspek artistik, memahami dasar-dasar pengembangan game akan membantu Anda berkolaborasi lebih baik dengan tim pengembang dan memahami bagaimana elemen artistik berintegrasi dengan mekanika permainan.
  7. Desain Warna dan Pencahayaan: Belajar tentang teori warna dan pencahayaan akan membantu Anda menciptakan suasana yang tepat dalam game dan mempengaruhi emosi pemain.
  8. Gaya Artistik: Pemahaman tentang berbagai gaya artistik dalam game, seperti realisme, kartun, atau piksel, akan membantu Anda menentukan gaya visual yang sesuai dengan konsep game Anda.
  9. Penyutradaraan Seni (Art Direction): Mempelajari penyutradaraan seni akan membantu Anda dalam mengarahkan visual keseluruhan game, memastikan konsistensi dan kualitas artistik yang tinggi.
  10. Konsep Game dan Narasi: Memahami konsep game dan narasi akan membantu Anda dalam menciptakan elemen artistik yang sesuai dengan cerita dan pengalaman yang diinginkan dalam game.

Belajar dalam berbagai bidang ini akan membekali Anda dengan keterampilan artistik yang kuat dan memungkinkan Anda untuk berkontribusi dalam pengembangan game sebagai seorang seniman. Selain itu, selalu berlatih dan menciptakan proyek-proyek kecil sendiri untuk memperkuat keterampilan dan portofolio artistik Anda.

Pembuatan Asset Game 3D

Artistik game memiliki kaitan yang erat dengan pembuatan asset game 3D. Asset game 3D merujuk pada objek tiga dimensi yang digunakan dalam game, seperti karakter, lingkungan, bangunan, objek, dan efek visual. Keterampilan artistik yang kuat sangat penting dalam menciptakan asset game 3D yang menarik, realistis, dan sesuai dengan gaya visual game yang diinginkan.

Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan kaitan artistik game dengan pembuatan asset game 3D:

  1. Desain Karakter: Seorang seniman game bertanggung jawab untuk merancang karakter 3D yang menarik dan konsisten dengan dunia game. Mereka mengembangkan konsep karakter, menggambar sketsa, dan kemudian mentransformasikannya menjadi model 3D yang dapat digunakan dalam game.
  2. Modelling 3D: Proses modelling 3D adalah langkah awal dalam pembuatan asset game 3D. Seorang seniman game harus memiliki pemahaman yang baik tentang teknik modelling dan menggunakannya untuk membuat objek-objek kompleks seperti properti, kendaraan, dan elemen lingkungan.
  3. Texturing: Setelah objek 3D selesai dimodelkan, seniman game akan menambahkan tekstur ke model untuk memberikan detail visual dan nuansa realistis. Tekstur ini bisa mencakup warna, pola, dan detail lainnya yang akan mempengaruhi tampilan akhir dari asset tersebut.
  4. Animasi: Animasi diperlukan untuk memberikan karakter dan objek dalam game kemampuan bergerak. Seniman game akan menciptakan animasi yang halus dan meyakinkan agar karakter terlihat hidup dan bereaksi sesuai dengan interaksi dalam game.
  5. Desain Lingkungan (Environment Design): Seorang seniman game juga akan menciptakan lingkungan 3D, seperti kota, hutan, gua, dan tempat lain dalam game. Mereka harus mempertimbangkan desain lanskap, elemen lingkungan, serta pencahayaan untuk menciptakan lingkungan yang menarik dan sesuai dengan visi game.
  6. Desain Efek Visual: Efek visual seperti ledakan, hujan, api, dan sihir juga merupakan bagian dari asset game 3D. Seniman game akan menciptakan efek-efek ini dengan memanipulasi partikel, tekstur, dan animasi untuk memberikan sentuhan khusus pada permainan.
  7. Konsistensi Gaya Visual: Artistik game membantu memastikan konsistensi gaya visual dalam seluruh asset game 3D. Dengan memiliki gaya visual yang konsisten, game akan terlihat lebih terpadu dan menyuguhkan pengalaman yang lebih mendalam bagi pemain.

Keseluruhan, keterampilan artistik dalam pembuatan asset game 3D sangat penting untuk menciptakan dunia game yang menarik, memikat pemain, dan menyajikan pengalaman bermain yang menyenangkan. Tim seniman game bekerja sama dengan tim pengembang lainnya untuk menciptakan game yang berkualitas tinggi dari segi visual dan gameplay.

Aplikasi untuk Pembuatan Modeling 3D

Ada banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk pembuatan modeling 3D, dan pilihan tergantung pada preferensi pribadi, tingkat keahlian, dan jenis proyek yang ingin Anda kerjakan. Berikut adalah beberapa aplikasi populer yang sering digunakan untuk modeling 3D:

  1. Autodesk Maya: Salah satu aplikasi modeling 3D yang paling populer dan komprehensif di industri. Digunakan untuk membuat karakter, lingkungan, efek visual, dan animasi dalam film, game, dan proyek lainnya.
  2. Blender: Aplikasi open-source dan gratis yang sangat kuat untuk modeling 3D. Blender memiliki fitur lengkap untuk modeling, animasi, tekstur, dan rendering, serta mendukung berbagai jenis proyek.
  3. Autodesk 3ds Max: Software yang sering digunakan dalam industri permainan video dan efek visual untuk membuat objek 3D, lingkungan, dan animasi.
  4. ZBrush: Khusus digunakan untuk sculpting digital dan model karakter organik. ZBrush memungkinkan seniman untuk menciptakan model 3D yang detail dan realistis.
  5. Cinema 4D: Aplikasi yang populer di kalangan desainer grafis dan motion graphics artist. Cocok untuk pembuatan model 3D, animasi, dan efek visual.
  6. Modo: Aplikasi 3D all-in-one yang menawarkan alat modeling, sculpting, texturing, dan animasi dengan antarmuka pengguna yang intuitif.
  7. SketchUp: Aplikasi yang lebih mudah digunakan dan banyak digunakan dalam desain arsitektur dan desain produk. Meskipun lebih sederhana, tetapi masih kuat untuk pembuatan model 3D.
  8. Houdini: Aplikasi yang fokus pada efek visual dan simulasi. Houdini terkenal dengan alat procedural yang kuat dan digunakan dalam industri film dan game.
  9. Substance Designer: Aplikasi yang dirancang khusus untuk pembuatan tekstur dan materi. Sangat berguna untuk meningkatkan kualitas tampilan visual model 3D.

Pilihan aplikasi akan sangat dipengaruhi oleh preferensi dan kebutuhan Anda dalam proses pembuatan model 3D. Beberapa aplikasi seperti Blender dan SketchUp menawarkan versi gratis yang dapat digunakan oleh pengguna dengan anggaran terbatas, sementara aplikasi lainnya seperti Autodesk Maya atau 3ds Max memerlukan lisensi berbayar.

Aplikasi Blender untuk Modeling 3D

Blender adalah perangkat lunak open-source dan gratis yang digunakan untuk pembuatan modeling 3D, animasi, rendering, simulasi, dan komposisi. Aplikasi ini dikembangkan oleh Blender Foundation dan telah menjadi salah satu alat paling populer dalam industri pembuatan konten 3D. Berikut adalah beberapa poin penting tentang Blender:

  1. Fitur Lengkap: Blender menawarkan berbagai fitur yang lengkap dan kuat untuk berbagai jenis pekerjaan 3D. Ini mencakup modeling 3D, sculpting, texturing, animasi, simulasi partikel, rendering realistis, dan komposisi. Blender dapat digunakan untuk membuat karakter, lingkungan, efek visual, film animasi, game, desain produk, dan banyak lagi.
  2. Open-Source dan Gratis: Blender adalah perangkat lunak open-source, yang berarti kode sumbernya dapat diakses oleh siapa saja dan dapat didistribusikan ulang secara bebas. Ini juga berarti bahwa Anda dapat mengunduh dan menggunakan Blender secara gratis tanpa harus membayar lisensi.
  3. Komunitas Aktif: Blender memiliki komunitas yang sangat aktif dan bersemangat. Banyak pengguna, seniman, dan pengembang berkontribusi pada pengembangan Blender dengan memberikan dukungan, membagikan tutorial, dan menciptakan add-on tambahan untuk meningkatkan fungsionalitas Blender.
  4. User Interface (Antarmuka Pengguna): Meskipun antarmuka Blender memiliki kurva belajar yang cukup tinggi untuk pemula, tetapi ia menawarkan alat dan tampilan yang sangat kustomisasi. Pengguna dapat menyesuaikan tata letak antarmuka sesuai preferensi mereka dan menggunakan fitur-fitur seperti “Industry Compatible” untuk membuatnya lebih mirip dengan perangkat lunak 3D lainnya.
  5. Kinerja Cepat: Blender terus mengalami peningkatan performa pada setiap versi rilisnya. Ini dapat dijalankan pada berbagai platform, termasuk Windows, macOS, dan Linux. Blender juga mendukung GPU rendering, yang mempercepat waktu render untuk proyek-proyek kompleks.
  6. Blender Game Engine (BGE) – (Tidak tersedia lagi setelah versi 2.79): Sebelumnya, Blender memiliki fitur mesin game internal yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan bermain game langsung di dalam Blender. Namun, fitur ini dihapus setelah versi 2.79 dan telah digantikan dengan proyek terpisah yang disebut “UPBGE” (UPBGE adalah fork dari Blender 2.79 dengan peningkatan di bidang game engine).
  7. Ekosistem Add-on: Blender memiliki ekosistem add-on yang besar dan aktif, yang dikembangkan oleh para pengguna dan dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam Blender untuk meningkatkan fungsionalitasnya. Add-on tersebut mencakup berbagai alat, script, dan fitur tambahan yang memperluas kemampuan Blender.

Blender telah menjadi pilihan favorit bagi seniman, animator, dan pengembang 3D karena kombinasi fitur canggih, fleksibilitas, dan biaya nol. Dengan terus berkembangnya dukungan dan komunitas, Blender terus menjadi salah satu perangkat lunak 3D terkemuka di dunia.

Minimum Requirements Hardware untuk Blender

Minimum requirements hardware untuk menjalankan aplikasi Blender dapat bervariasi tergantung pada versi Blender yang digunakan dan tingkat kompleksitas proyek yang akan dikerjakan. Namun, berikut adalah perkiraan minimum requirements hardware untuk menjalankan Blender secara baik:

  1. Sistem Operasi:
    • Windows: Versi Windows 8 atau yang lebih baru.
    • macOS: macOS 10.13 High Sierra atau yang lebih baru.
    • Linux: Meskipun Blender dapat berjalan pada berbagai distribusi Linux, yang terbaru atau yang paling diperbarui akan memberikan kinerja terbaik.
  2. Prosesor (CPU):
    • Prosesor quad-core atau lebih baik dengan kecepatan minimal 2.5 GHz. Prosesor multi-core akan memberikan performa yang lebih baik, terutama saat bekerja dengan proyek yang kompleks.
  3. Memori (RAM):
    • Setidaknya 8 GB RAM. Namun, disarankan memiliki 16 GB atau lebih, terutama untuk pekerjaan dengan model yang kompleks atau simulasi yang rumit.
  4. Kartu Grafis (GPU):
    • Blender dapat berjalan menggunakan GPU yang mendukung OpenGL 3.3 atau yang lebih baru.
    • Untuk kinerja rendering yang lebih cepat, kartu grafis dengan dukungan CUDA atau OpenCL akan menguntungkan, terutama saat menggunakan fitur Cycles Render Engine.
  5. Ruang Penyimpanan:
    • Setidaknya 10 GB ruang bebas pada hard drive untuk menginstal Blender dan menyimpan file proyek.
    • Jumlah ruang penyimpanan akan bertambah seiring dengan pertumbuhan proyek dan ukuran file.
  6. Layar Monitor:
    • Resolusi monitor minimal 1280 x 768 piksel. Disarankan memiliki resolusi lebih tinggi untuk mengakomodasi ruang kerja yang lebih besar.
  7. Input Devices:
    • Mouse atau stylus adalah perangkat input yang umum digunakan untuk bekerja dengan Blender. Keyboard juga merupakan bagian penting dari proses modelling dan animasi.

Ingat bahwa spesifikasi minimum ini hanya akan memberikan performa dasar dalam menjalankan Blender. Jika Anda berencana untuk bekerja dengan proyek yang lebih kompleks, memiliki hardware yang lebih kuat akan sangat bermanfaat untuk memberikan kinerja yang lancar dan responsif saat menggunakan aplikasi ini. Semakin kuat hardware yang Anda miliki, semakin cepat pula waktu rendering dan semakin lancar interaksi saat mengerjakan proyek 3D yang lebih besar dan rumit.

GPU yang Support OpenGL 3.3

Sebagian besar GPU modern dan mid-range yang dirilis dalam beberapa tahun terakhir mendukung OpenGL 3.3 atau lebih tinggi. Seiring waktu, dukungan OpenGL telah menjadi standar di banyak kartu grafis. Namun, berikut adalah beberapa contoh GPU populer yang mendukung OpenGL 3.3:

  1. NVIDIA GeForce Series:
    • GeForce GTX 400 series atau yang lebih baru.
    • GeForce RTX series.
  2. AMD Radeon Series:
    • Radeon HD 5000 series atau yang lebih baru.
    • Radeon RX series.
  3. Intel Graphics:
    • Intel HD Graphics 4000 atau yang lebih baru (pada laptop dan komputer dengan prosesor generasi ke-3 dan ke-4).
    • Intel HD Graphics 500 atau yang lebih baru (pada laptop dan komputer dengan prosesor generasi ke-7 dan ke-8).

Perlu diingat bahwa daftar di atas hanya memberikan gambaran umum dan tidak mencakup semua GPU yang mendukung OpenGL 3.3. Jika Anda memiliki GPU yang lebih baru atau lebih canggih dari daftar di atas, besar kemungkinan bahwa GPU tersebut juga mendukung OpenGL 3.3 atau bahkan versi OpenGL yang lebih tinggi. Jika Anda ingin mengetahui dukungan OpenGL spesifik dari GPU Anda, Anda dapat memeriksa situs web resmi produsen GPU atau referensi spesifikasi teknis dari kartu grafis tersebut.

Antarmuka di Aplikasi Blender

Antarmuka Blender dapat sedikit membingungkan bagi pemula, tetapi setelah Anda mengerti dasar-dasarnya, ia menawarkan alat yang kuat untuk penggunaan sehari-hari. Berikut adalah beberapa komponen utama antarmuka Blender:

  1. Viewport 3D: Ini adalah area utama di mana Anda akan melihat dan berinteraksi dengan objek-objek 3D Anda. Di sinilah Anda akan melihat model Anda, menerapkan tekstur, melakukan animasi, dan melihat hasil rendering.
  2. Toolbar (Tool Shelf): Ini adalah panel di sebelah kiri layar yang berisi alat-alat dan pengaturan khusus untuk alat yang sedang digunakan. Di sini Anda akan menemukan alat-alat modeling, sculpting, dan animasi.
  3. Properties Panel: Ini adalah panel di sebelah kanan layar yang berisi pengaturan dan properti untuk objek terpilih atau alat yang sedang digunakan. Anda dapat mengatur bahan, pencahayaan, dan berbagai pengaturan lainnya.
  4. Timeline dan Dope Sheet: Ini adalah tempat di mana Anda dapat mengatur dan mengedit animasi. Timeline menampilkan durasi proyek, sedangkan Dope Sheet adalah editor untuk mengatur animasi dalam bentuk keyframe.
  5. Outliner: Ini adalah daftar hierarki dari semua objek dalam proyek Anda. Anda dapat melihat dan mengelola objek, lampu, kamera, dan lapisan di sini.
  6. Info Panel: Panel di bagian atas layar yang berisi berbagai menu dan opsi untuk mengatur dan mengelola proyek Anda. Anda juga dapat melihat informasi seperti nama file proyek, waktu animasi, dan koordinat kursor di sini.
  7. Menu Bar: Ini adalah bilah menu di bagian atas layar yang berisi berbagai menu utama Blender. Di sini Anda akan menemukan menu seperti File, Edit, View, Add, Object, dan lain-lain.

Antarmuka Blender memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan tata letak sesuai preferensi mereka. Anda dapat memperbesar, memperkecil, atau memindahkan panel untuk mengatur tampilan Anda sesuai keinginan. Jika Anda ingin melihat tampilan antarmuka Blender yang lebih tepat, Anda dapat mengunduh dan menginstal Blender versi terbaru dan menjalankannya untuk merasakan langsung antarmuka yang disajikan.

Shortcut pada Aplikasi Blender

Berikut adalah daftar beberapa shortcut (pintasan keyboard) yang umum digunakan dalam aplikasi Blender. Perlu diingat bahwa beberapa shortcut dapat berbeda pada versi Blender tertentu atau dapat disesuaikan oleh pengguna. Berikut adalah pintasan default yang biasanya digunakan dalam Blender:

  1. General Shortcuts:
    • Ctrl + N: Membuka file baru.
    • Ctrl + O: Membuka file yang ada.
    • Ctrl + S: Menyimpan file.
    • Ctrl + Z: Membatalkan tindakan terakhir.
    • Ctrl + Shift + Z: Mengembalikan tindakan yang telah dibatalkan.
    • Ctrl + C: Menyalin objek terpilih.
    • Ctrl + X: Memotong objek terpilih.
    • Ctrl + V: Menyisipkan objek yang telah disalin atau dipotong.
    • Ctrl + A: Terapkan transformasi (Scale, Rotation, Location).
    • Ctrl + Shift + A: Menambahkan objek baru ke scene.
    • Ctrl + E: Menu Edit objek terpilih (Extrude, Merge, dll).
  2. Viewport Navigation:
    • Middle Mouse Button (Tengah): Berputar pandangan kamera.
    • Shift + Middle Mouse Button: Geser pandangan kamera.
    • Scroll Mouse Wheel: Zoom in/out.
    • Numpad . (Titik): Fokus pandangan kamera pada objek terpilih.
    • Numpad 1, 3, 7: Pandangan dari atas, depan, dan samping (orthographic view).
    • Numpad 5: Beralih antara perspektif dan pandangan ortografik.
  3. Transformasi Objek:
    • G: Geser objek.
    • R: Rotasi objek.
    • S: Skala objek.
    • E: Extrude (menghasilkan salinan objek).
    • Alt + G: Kembalikan posisi objek ke nol.
    • Alt + R: Reset rotasi objek.
    • Alt + S: Kembalikan skala objek ke ukuran semula.
  4. Mode Edit:
    • Tab: Beralih antara Mode Object dan Mode Edit.
    • Ctrl + Tab: Beralih antara Sub-Object Mode (Vertex, Edge, Face).
    • Ctrl + B: Bevel (mengubah tepi objek).
    • E: Extrude (menghasilkan salinan elemen yang dipilih).
    • F: Mengisi (menggabungkan tepi untuk membentuk wajah).
    • Alt + M: Merge (menggabungkan elemen).
  5. Animation:
    • I: Menambahkan keyframe untuk properti terpilih.
    • Alt + I: Hapus keyframe dari properti terpilih.
    • Shift + E: Menu Keyframe Extrapolation.
    • K: Split Keyframe (untuk membagi keyframe).

Itu adalah beberapa shortcut yang umum digunakan dalam Blender. Selain itu, ada banyak lagi pintasan lainnya untuk alat-alat spesifik dan tugas tertentu dalam Blender. Untuk melihat daftar lengkap pintasan dan mengubahnya sesuai keinginan, Anda dapat mengakses “Edit” > “Preferences” > “Keymap” pada versi terbaru Blender.

Langkah Membuat Model 3D: Meja

Berikut adalah tutorial langkah demi langkah untuk membuat model 3D berupa meja dalam aplikasi Blender:

Langkah 1: Membuat Awal Model

  • Buka Blender dan hapus objek default dengan menekan tombol “X” pada keyboard lalu pilih “Delete” atau gunakan pintasan “Shift + A” lalu pilih “Mesh” > “Cube” untuk membuat objek kubus.

Langkah 2: Mengubah Ukuran Meja

  • Untuk mengubah ukuran meja, aktifkan mode skala dengan menekan tombol “S”. Kemudian tarik mouse ke dalam atau keluar untuk mengubah ukuran meja sesuai keinginan.

Langkah 3: Mengubah Bentuk Meja

  • Untuk memberikan bentuk lebih kompleks pada meja, aktifkan mode edit dengan menekan tombol “Tab” pada keyboard. Kemudian gunakan alat-alat seperti “Extrude” (tekan tombol “E”) atau “Bevel” (tekan tombol “Ctrl + B”) untuk mengubah bentuk meja sesuai keinginan.

Langkah 4: Menambahkan Kaki Meja

  • Untuk menambahkan kaki meja, kembali ke mode objek dengan menekan tombol “Tab”. Lalu, gunakan alat “Add” > “Mesh” > “Cube” untuk menambahkan kaki meja (gunakan mode skala dan geser untuk menyesuaikan ukurannya).

Langkah 5: Menyesuaikan Kaki Meja

  • Kembali ke mode edit dengan menekan tombol “Tab”. Pilih kaki meja dengan memilih salah satu verteks, lalu tekan tombol “L” untuk memilih seluruh kaki.
  • Geser dan skala kaki meja untuk menyesuaikan posisi dan ukurannya sesuai dengan model meja.

Langkah 6: Memperhalus Model

  • Untuk memperhalus model, gunakan alat “Subdivision Surface”. Pilih seluruh model dengan menekan tombol “A”, lalu pergi ke “Modifiers” di panel Properties.
  • Tambahkan “Subdivision Surface” dan atur level subdivisi sesuai keinginan Anda.

Langkah 7: Penyesuaian Terakhir

  • Melalui mode objek atau mode edit, lakukan penyesuaian terakhir pada model meja Anda. Pastikan untuk memeriksa semua sisi dan detail model untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Langkah 8: Rendering

  • Setelah selesai, Anda dapat melakukan rendering untuk melihat hasil akhir model meja Anda. Tekan tombol “F12” untuk melakukan rendering, atau gunakan tampilan “Render” di panel atas layar.

Itulah tutorial langkah demi langkah untuk membuat model 3D berupa meja dalam aplikasi Blender. Jika Anda merasa kesulitan dalam langkah tertentu, jangan ragu untuk mencari panduan lebih lanjut atau tutorial video yang dapat membantu Anda memahami lebih lanjut cara menggunakan alat-alat di Blender. Selamat mencoba!